Aku simpan cintaku sehingga engkau menderita karena sikapkuMereka mencelamu dan celaan mereka adalah aniayaMusuh-musuhmu menghasutEngkau mencintai dan telah menjadi bahan gunjinganTak ada manfaatnya menyimpan cintaEngkau bagai harimau betina yang mati kepayahanPada bekas tapak Hindun atau bagaikan bibir yang sakitAku menjauhi kekasih karena takut dosaPadahal menjauhi kekasih adalah dosaRasakanlah bagaimana (rasanya) menjauhi kekasih yang kau sangkaBahwa itu tindakan bijaksana padahal mungkin itu bohong.
(Sebuah syair dari Ubaidillah bin Abdullah bin Utbah bin Mas’ud, salah satu dari
tujuh orang ulama ahli fiqh dari kalangan tabi’in
(fuqaha assab’ah), salah seorang guru utama Khalifah Umar bin Abdul Aziz, seorang ulama yang produktif menulis syair, yang pernah jatuh cinta)